DEFINISI
DAN TUJUAN TASAWUF
OLEH:
DOLI
RAMADHAN
NIM:0705163027
DOSEN PENGAMPU:
Dr.Jafar,MA
FISIKA-1
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri SUMATRA UTARA
PENDAHULUAN
Tasawuf
sebagai amalan praktis para sufi atau sebagai sebuah disiplin ilmu telah
mendapat perhatian yang cukup luas dan dalam dari para ilmuwaan secara umum dan
peneliti tasawuf secara khusus.Diantara mereka seperti yang dikemukakan oleh
Ibnu Taimiyah ada yang melihat tasawuf sebagai suatu yang tanpa kebatilan.Ada
pula yang menolak kebenaran dan kebatilannya.Tetapi ada juga yang melihat
secara objektif,berdasarkan panduan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW.
Paraa
peneliti yang melihat tasawuf secara objektif,umumnya menegaskan segi positif
(yang benar menurut syari’at) di samping segi negatif (yang kontra dengan
syari’at).Al-Syathibi misalnya melihat tasawuf dalam artian perbaikan akhlak
mempunyai landasan yang kuat dalam al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW.Sementara
tasawuf dalam artian hilangnya perhatian seseorang terhadap dirinya dan hanya
ada bersama Allah,menurutnya ada yang sesuai dengan syari’at dan ada pula yang
tidak.
Sebagai
sebuah disiplin ilmu,sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibn Khaldun,tasawuf
merupakan sebuah disiplin agama yang baru,seperti halnya ilmu Ushul
al-Fiqh,Musthalah al-Hadits dan lain-lain.
Karena
eksistensinya sebagai salah satu metode (cara) perbaikan akhlak yang ajarannya
mempunyai landasan yang kuat dalam al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.Dan cara
untuki mendekatkan diri kepada Allah SWT,yang sangat urgen bagi perbaikan umat
(baca umat Islam) dari berbagai kejahatan dan pelanggaran,maka tidak heran jika
tasawuf terus diteliti dan dipelajari.Apalagi tasawuf dikatakan sebagai sebuah
disiplin ilmu.
Dengan
demikian,penjelasan tentang definisi dan tujuan tasawuf diharapkan dapat
menjadi pemahaman dalam pengertian tasawuf dan tujuannya yang berpondasikan
Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW
ASAL MULA
TASAWUF
Para ulama
tasawuf dalam penggunaan kata tasawuf berbeda pendapat tentang asal usul
katanya. Ada bulu atau wol yang mengemukakan bahwa kata tasawuf berasal dari
kata shafa yang berarti suci, bersih atau murni. Pandangan
lain mengatakan bahwa kata tasawuf berasal dari kata shaff yaitu barisan.
Demikian pula ada yang nengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata ash-shufu
yang artinya buku atau wol kasar.
Dari berbagai pandangan
ulama tawasuf tentang asal usul kata tasawuf dapat disimpulkan bahwa pengertian
tasawuf adalah kesadaran murni yang mengarahkan jiwa secara benar kepada amal
shalih dan kegiatan yang sungguh-sungguh , menjauhkan diri dari keduniaan dalam
rangka pendekatan diri kepada Allah untuk mendapatkan perasaan berhubungan erat
dengan nya.
A.Pengertian
tasawuf
1. Arti secara Etimologi
a. Ada yang mengemukakan bahwa kata
tasawuf berasal dari kata shafa yang berarti suci,bersih atau murni.
b. Pandangan lain mengatakan bahwa kata
tasawuf berasal dari kata shaff yang arytinya barisan.
c. Dalam pandangan lain ada pula yang
mengemukakan bahwa kata tasawuf diambil dari kata sufi yang berasal dari kata
yunani.
d. Selain pengertian diatas, ada juga
yang mengemukakan bahwa kata tasawuf berasal dari kata “shaufanah” yang
berartisejenis buah-buahan kecil dan berbulu yang banyak sekali tumbuh di tanah
arab.
2. Arti secara Terminologi
Sama halnya
dengan arti etimologi, secara terminologi arti tasawuf banyak ragamnya yang
dikemukakan oleh para ahli, diantara defenisi yang dikemukakan sebagai berikut.
a.Defenisi tasawuf dikemukakan oleh Abu
Bakar al-kattani yang disebutkan oleh imam al-ghajali dalam kitabnya Ulum
ad-din bahwa
Tasawuf adalah budi pekerti,
Barangsiapa yang memberikan bekal budi pekerti atas kamu berarti ia memberikan
bekal kepadamu atas dirimu dala tasawuf. [1]
3. Tasawuf
dalam Hierarki ilmu-ilmu islam
Dalam tradisi intelektual
islam, para ulama telah membuat klasifikasi ilmu berdasarkan sudut pandang
islam. Di antara mereka, pendapat Ibn Khaldun cukup penting diutarakan. Dalam
muqaddimah, Ibn Khaldun membagi ilmu menjadi dua jenis. Pertama,
ilmu-ilmu hikmah dan filsafat yang diperoleh dengan akal manusia, dan ilmu yang
di ajarkan dan ditransformasikan yang bersumber kepada syariat islam(Al-qur’an
dan Hadits). Dalam pembagian ilmu menurut Al-ghajali berdasarkan cara perolehan
ilmu, disebutkan bahwa ilmu terdiri atas dua: ilmu yang dihadirkan atau ilmu
yang dicapai, Sedangkan tasawuf dikategorikan sebagai ‘ilm al-hudhurti’.
Ibn khaldhun telah
mengulas tasawuf sebagai sebuah disiplin ilmu dalam kitab Muqaddimahnya.
Dari aspek sumber tasawuf sebagain salah satu dari ilmu syariah, menurut Ibn
khaldun, bersumber dari syariat yakni al-qur’an dan hadis, dan akal tidak
memiliki peran dalam ilmu-ilmu syariah kecuali menarik kesimpulan dari
kaidah-kaidah utama untuk cabang-cabang permasalahan nya. Meskipun muncul
belakangan sebagai sebuah disiplin ilmu, tasawuf sebagai bagian dari ilmu-ilmu
syariat telah dipraktikkan pada zaman Nabi Muhammad Saw.
4. Tujuan Tasawuf
Tujuan tasawuf tidak dapat dilepaskan dari tujuan hidup manusia
sebagaimana dijelaskan dalam ajaran Islam.Al-Qur’an menegaskan bahwa manusia
diciptakan dengan suatu tujuan tertentu seperti syahadah,ibadah,khalifah,dan
hasanah.Dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim,disebutkan hadis mengenai
al-islam,al-iman,dan al-ihsan.Hadis tersebut menjelaskan bahwa ketiga
istilahnya membentuk suatu hierarki beragama.Seorang muslim tidak saja dituntut
untuk menjalankan al-islam dan al-iman,tetapi juga merealisasikan al-ihsan
sebagai hierarki yang paling tinggi.Jadi,Al-Quran dan hadis menghendaki umat
Islam dapat memantapkan ketauhidan dan ibadah dalam kerangka al-ihsan,dan
mengimpementasikan tugas sebagai khalifah-nya di muka bumi demi kebaikan dunia
maupun akhirat kelak.Para sufi dan filsuf tidak menampilkan teori dasar
tersebut,dan karya-karya mereka menjadi wujud nyata dari interpretasi terhadap
teori dasar tersebut.Mereka mengembangkan tujuan hidup manusia menjadi tujuan
dari sebuah perjalanan spiritual.
Para
sufi telah merumuskan tujuan dari tasawuf.Sekadar pemetaaan,Ibn Khaldun
menjelaskan bahwa puncak perjalanan spiritual para penempuh jalan tasawuf
setelah melewati beragam tingkatan spiritual (al-maqamat) adalah kemantapan tauhid dan makrifat.Karya-karya para
sufi menguatkan pernyataan tersebut.Seperti disebut al-Quraisy,Ruwaim bin Ahmad
pernah menyatakan bahwa kewajiban pertama dari Allah kepada hamba-Nya adalah
makrifah sebagaimana disebut dalam Q.S al-Zariyat/51:56 bahwa jin dan manusia
diciptakan untuk li ya’budun yang
diartikan Ibnu ‘Abbas sebagai li ya’rifin
(makrifat kepada Allah).Junaid al-Baghdadi mengatakan bahwa makrifah (ma’rifah) merupakan awal dari kebutuhan
hamba dari hikmah.Pernyataan sufi-sufi tersebut mendukung penegasan bahwa
tujuan bertasawuf adalah bermakrifat kepada Allah.
Dua
sumber ajaran Islam,Al-Qur’an dan hadis,memberikan sinyal kuat bahwa manusia
berpotensi untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT,bertauhid dan bermakrifat
kepada-Nya.Dalam Q.S. al-Baqarah/2:186,Allah SWT ,berfirman yang artinya:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang
Aku,maka (jawablah),bahwa Aku dekat.Aku mengabulkan permohonan orang yang
berdoa apabila ia memohon kepada-Ku,maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku,agar mereka selalu berada
dalam kebenaran.”
Dalam Q.S Qaf/50:16,Allah SWT berfirman ,yang artinya:
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan
mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya,dan Kami lebih dekat kepadanya
daripada urat lehernya”.
Dalam Shahih Muslim disebutkan bahwa:
Dari Abi Hurairah,iaa berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda bahwa Allah SWT “Aku menurut keyakinan hamba-Ku kepada-Ku,dan Aku
bersamanya jika ia mengingat-Ku.Jika ia mengingat-Ku didalam dirinya,maka Aku
mengingatnya didalam diri-Ku.Jika ia mengingat-Ku didalam suatu kelompok,maka
Aku mengingatnya di dalam suatu kelompok yang lebih baik darinya.Jika ia
mendekati-Ku sejengkal,maka Aku mendekatinya satu lengan.Jika ia mendekati-Ku
satu lenga,maka Aku mendekatinya satu depa.Jika ia mendekati-Ku berjalan,maka Aku
mendekatinya dengan berlari.”
Zun
al-Nun al-Mishri mengungkapkan bahwa tasawuf adalah “orang-orang yang
mengutamakan Allah dari yang lain,sehingga Allah lebih mengutamakan mereka dari
yang daripada yang lain”.Muhammad al-Kattani menjelaskan bahwa “Tasawuf adalah
akhlak,maka barangsiapa yang bertambah baik akhlaknya,maka akan bertambah
mantap tasawufnya (semakin bersih jiwanya).Kata-kata sebagian sufi tersebut
menunjukkan bahwa tasawuf berupaya mengantarkan penekunannya untuk selalu
bersama Allah dalam berbagai keadaan,dan memantulkan akhlak mulia dalam diri
pengkajinya sebagai wujud dari kemantapan tauhidnya.
Pendapat
kaum sufi tentang makna ketauhidan sebagai tujuan utama dari mazhab tasawuf
dapatdilihat dari pendapat mereka tentang tingkatan (al-maqam) tertinggi yang mungkin dicapai oleh seorang sufi.Mereka
melahirkan sejumlah teori mengenai al-maqam tertinggi tersebut sebagai dampak
dari perbedaan mazhab di antara mereka.Paling tidak,tasawuf dibagi menjadi dua
mazhab,yakni tasawuf akhlaki/amali (berkembang di dunia Sunni) dan tasawuf
falsafi (berkembang di dunia Syiah).Mayoritas sufi dari kalangan Sunni
menegaskan bahwa al-maqam tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang sufi
hanyalah tingkatan rida (al-ridha).Sejumlah
sufi dari aliran tasawuf falsafi memiliki interperetasi berbeda dari mazhab
tasawuf yang berhaluan Sunni.[2]
KESIMPULAN
Tasawuf
adalah kesadaran murni yang
mengarahkan jiwa secara benar kepada amal shalih dan kegiatan yang
sungguh-sungguh, menjauhkan diri dari keduniaan dalam rangka pendekatan diri
kepada Allah untuk mendapatkan perasaan berhubungan erat dengan-Nya.
Tujuan tasawuf adalah mendekatkan
diri sedekat mungkin dengan Tuhan sehingga ia dapat kebahagian dan ketenteraman dunia dan akhirat. Filsafat yang
menjadi dasar pendekatan diri itu adalah roh, bukan jasadnya. Kedua, Tuhan
Adalah Maha Suci, maka yang dapat diterima Tuhan untuk mendekati-Nya adalah ketaatan dan tauhid. Tasawuf adalah ilmu yang membahas
masalah pendekatan diri manusia kepada Tuhan melalui sikap dan perilaku.
Kata SUFI dan tasawuf dikaitkan dengan kata-kata Arab yang mengandung arti suci
DAFTAR PUSTAKA
Bangun,Ahmad Nasution.2015.Akhlak Tasawuf.Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada
Ja’far.2016.GERBANG
TASAWUF.Medan:Perdana Publishing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar